Selasa, Juli 01, 2008

Gempa di Kota Padang; Awan Membentuk Tulisan Allah-Muhammad

Oleh: Muhammad Kosim LA

Subhanallah…! lagi-lagi Allah menunjukkan kekuasaan dan kebenaran-Nya secara nyata. Tepat pada tanggal 6 Maret 2007, sekitar pukul 10.49 kota Padang diguncang gempa berkekuatan 5,8 SR yang diperkirakan berpusat di Padangpanjang dan Batusangkar. Beberapa menit kemudian, tiba-tiba di langit sebelah tenggara—di kota Padang--yang cerah, terlihat jelas awan membentuk tulisan lafazh “Allah”. Tulisan itu sangat jelas, dan bisa dibaca oleh banyak orang. Sekitar sepuluh menit kemudian, tulisan Allah berubah membentuk tulisan Muhammad dengan tulisan Arab. Dan dilihat lebih nyata, di atas huruf “Dal” dari tulisan Muhammad itu tertulis pula “Allah”. Jika ditelusuri lagi, awan itu pun membentuk tulisan “Muhammad Rasulullah”.


Pengalaman ini tidak akan terlupakan oleh saya. Saya pun merasakan peristiwa ini sebagai anugerah terbesar yang pernah saya rasakan di sepanjang hidup saya. Betapa tidak, apa yang saya tausiyahkan sebelumnya, berkaitan dengan apa yang disaksikan. Tausiyah yang tidak direncanakan sebelumnya itu tampaknya sudah ditakdirkan Allah.


Setidaknya, peristiwa ini disaksikan oleh siswa-siswa dan para guru serta karyawan SMP Negeri 8 Padang hampir 1000 orang. Awalnya, siswa-siswa di sekolah ini mengikuti proses pembelajaran sebagaimana biasanya. Ketika terjadi gempa pertama, spontan saja para siswa yang sedang belajar di kelas segera berhamburan. Atas inisiatif guru, para siswa berkumpul di halaman sekolah untuk berzikir dan berdoa dan sebelumnya mereka diberikan tausiyah. Isi tausiyah itu di awali dengan pertanyaan “apakah anda yakin terhadap al-Qur’an?”. Dengan hati yang tulus para siswa tersebut menjawab “yakin”. Kemudian di bacakan ayat ke-24 dari surat al-Hasyr: “Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nay apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.


Dengan ayat itu diberikan pemahaman kepada para siswa bahwa langit dan bumi bertasbih kepada Allah. Apa yang terjadi di langit dan di bumi adalah atas perintah Allah, karena bumi dan langit tidak pernah membangkang perintah Allah. Hanya kelompok manusia dan jin sajalah yang berpotensi ingkar kepada Allah. Setelah itu, para siswa pun diajak untuk berzikir dengan melafazhkan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. Kemudian saya memimpin doa. Ketika berdo’a itulah, sebagian siswa menunjuk ke langit arah tenggara. Di sana terlihat dengan jelas awan membentuk tulisan Allah, kemudian berubah sebagaimana yang dijelaskan di atas. Cuaca langit sebelah tenggara tersebut sangat cerah, sementara langit di sebelah lainnya terlihat tertutup awan yang tebal. Salah seorang guru menafsirkan bahwa cuaca seperti ini membuat tulisan “Allah” itu tertulis dengan jelas.


Seluruh siswa menyaksikan akan kebesaran Allah itu. Pemandangan itu disambut dengan suara takbir dari para siswa dan para guru. Allahu akbar, allahu akbar…


Gempa memang membuat panik banyak orang. Ketakutan yang dirasakan itu agaknya bentuk dari ujian Allah yang bernama “khauf” atau “ketakutan” sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam surat al-Baqarah ayat 155: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”


Tetapi jika ditelusuri dari ayat-ayat-Nya dalam al-Qur’an, dapat dipahami bahwa gempa itu atas izin Allah. Gempa juga merupakan salah satu bentuk ketaatan bumi kepada Allah. Bisa jadi, gempa itu juga menjadi salah satu bentuk bertasbihnya bumi kepada Allah sebagaimana yang banyak dijelaskan dalam al-Qur’an, bahwa langit dan bumi bertasbih kepada-Nya.


Untuk itu, sebagai seorang hamba yang yakin akan ayat-ayat-Nya, kita mesti taat dan senantiasa bertasbih kepada-Nya. Ingatlah, bumi adalah makhluk Allah, dan manusia juga makhluk-Nya. Bumi senantiasa taat kepada Allah, tetapi manusia kadang-kadang mengingkari-Nya. Jika ingin selamat dari bencana yang ditimbulkan bumi, maka bertasbihlah kepada Allah. Artinya, kita mesti sama-sama bertasbih dan tunduk kepada Allah, dan kita adalah sama-sama makhluk-Nya.


Peristiwa yang terjadi dan disaksikan oleh warga SMP Negeri Padang, merupakan sebagian kecil dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah yang Maha Pencipta lagi Maha Pemelihara (rabb al-‘alamin) senantiasa mendidik para hamba-Nya agar tetap tunduk dan patuh kepada-Nya, tentu melalui ayat-ayat-Nya. Ayat-ayat tersebut bisa melalui ayat yang tertulis, yaitu al-Qur’an atau disebut dengan ayat-ayat qauliyah; maupun ayat yang tersirat dalam alam semesta, atau disebut juga dengan ayat-ayat kauniyah.


Peristiwa di atas juga merupakan bukti Allah mendidik mereka melalui kedua bentuk ayat tersebut. Awalnya, mereka dibacakan ayat Allah berupa ayat qauliyah, yaitu firman-Nya dalam al-Qur’an ayat terakhir dari surat al-Hasyr. Setelah itu, mereka juga menyaksikan fenomena alam yang empiris dengan gerakan awan yang membentuk tulisan “Allah” dan “Muhammad”.


Peristiwa-peristiwa semacam ini juga pernah terjadi di beberapa tempat. Bahkan ada beberapa CD yang beredar dengan menunjukkan gerakan air laut yang membentuk tulisan Allah pada saat peristiwa Tsunami di Aceh pada beberapa waktu yang silam. Sayangnya, media tidak begitu mempublikasikan hal itu. Padahal peristiwa semacam itu sangat berpengaruh akan keimanan orang-orang yang menyaksikan, dan juga orang-orang yang mendengar. Seperti dalam tulisan ini, bukanlah hanya sekedar opini, tetapi sebuah kesaksian dari penulis sendiri di samping kesaksian hampir 1000 orang lainnya yang ada di SMP Negeri 8 Padang. Semoga kita menjadi hamba-Nya yang senantiasa berzikir, bertasbih dan bertahmid serta keimanan kita semakin meningkat sehingga selamat dari berbagai ujian-Nya. Amin…



Zikir, Pikir, Mahir

5 komentar:

Admin mengatakan...

selamat bergabung di dunia blog. semoga tulisanny amikn dikenal banyak orang

Admin mengatakan...

Kosim gimana jadi coret coret, tentang out line buku itu jadi?

Admin mengatakan...

komentar pertama ada salah tulis,tapi gak apa-apa Bang senang sekali kosim punya blog sendiri, semoga makin dikenal di dunia nyata and maya tentunya. gimana hendriyadi ajak nimbrung ngeblog biar kita bisa ngobrol bareng di di dunia maya.

Admin mengatakan...

kosim gimana kabar buku di jakartanya dah kelar, kasih kabar yaa? ok.

D'Frenzy mengatakan...

PAK KOSIM KAMI SISWA SPENDEL KELAS 7C BANGGA PNYA GURU KAYAK BAPAK...!!