GAGASAN SYEKH SULAIMAN AL-RASULI
TENTANG PENDIDIKAN ISLAM DAN PENERAPANNYA PADA
MADRASAH TARBIYAH ISLAMIYAH DI SUMATERA BARAT
Oleh: Muhammad Kosim
(Terbit Jurnal Pendidikan Islam ”at-Tarbiyah” Volume V Nomor 2, Juli
2014,
PPs. IAIN IB Padang)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Syekh Sulaiman al-Rasuli, juga dikenal
dengan sebutan Inyiak Canduang, merupakan ulama Minangkabau terkemuka di kalangan kaum tua yang berperan aktif dalam mempertahankan I’tiqad Ahl al-Sunnah wa al-Jamā’ah dan
berpegang pada Mazhab Syafi’i; suatu pemahaman yang banyak hal bertentangan
dengan ulama kaum muda. Ketika kaum muda melakukan perubahan sistem pendidikan dari halaqah menjadi klasikal, sementara ulama kaum tua lainnya masih mempertahankan sistem pendidikan
halaqah di surau, Syekh Sulaiman justru merestui perubahan tersebut, atas
dorongan ulama senior yang juga sahabatnya, Syekh Abbas Qadhi Ladang Lawas tahun 1926 (Bahruddin Rusli, 1978: 33).
Dua tahun kemudian, 1928, langkah Syekh Sulaiman al-Rasuli diikuti oleh ulama sepaham dengannya, seperti Syekh Abdul Wahid al-Shalihi Tabek Gadang di
Payakumbuh, Syekh Muhammad Jamil Jaho di Padang Panjang, Syekh Arifin di Batu
Hampar Payakumbuh, dan lain-lain (Chairusdi, 1999: 50-51). Dalam pertemuan di tahun tersebut, lahirlah “Persatuan Madrasah Tarbiyah Islamiyah” (PMTI) sebagai
organisasi yang bertanggung jawab untuk membina, memperjuangkan, dan
mengembangkan MTI-MTI yang ada. Perkembangan selanjutnya, PMTI tidak hanya sebagai organisasi yang
mengurus madrasah an sich, akan tetapi mampu mempersatukan dan
menghimpun segenap ulama tradisional dan bergerak di bidang sosial lainnya. PMTI pun berubah menjadi PTI (Persatuan Tarbiyah
Islamiyah) di tahun 1930 dan singkatannya diubah lagi menjadi PERTI sekitar tahun 1937 (Majalah Soearti No. 8 Th. I/Januari 1938 M).
Baco Tokhus....