Puasa, Neraka
dan Surga
Oleh: Dr. Muhammad
Kosim, MA
فَأَمَّا
مَن طَغَى. وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا. فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى. وَأَمَّا
مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى. فَإِنَّ الْجَنَّةَ
هِيَ الْمَأْوَى
37. Adapun orang yang melampaui batas, 38. dan lebih
mengutamakan kehidupan dunia, 39. Maka Sesungguhnya nerakalah tempat
tinggal(nya). 40. dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya
dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, 41. Maka Sesungguhnya syurgalah
tempat tinggal(nya). (Qs. An-Naziat: 37-41)
PENGHUNI
NERAKA
1.
Melampaui
Batas
-
Makna Thagha:
-
Mujahid dalam Tafsir
al Thabari mengartikan kata thagha
sebagai ‘Asha (bermaksiat),
-
Al-Syaukani: Jawaza
al-hadd fi al-kufr wa al-ma’ashi (melampaui batas dalam kekufuran dan
kemaksiatan),
-
Ibn Katsir: Tamarrada
wa’ata (membangkang dan melampaui batas),
-
al-Maraghi: takabur (bersikap
sombong).
-
Sudah menjadi
sunnatullah, semua yang tercipta di alam ini memiliki aturan tersendiri sesuai
dengan peran dan fungsinya masing-masing. Bumi perputar pada porosnya (rotasi)
lalu mengitari matahari (evolusi) secara taratur pada garis edarnya.
-
Begitu pula manusia,
diciptakan sebagai hamba Allah (‘abdullah) memiliki aturan-aturan yang
telah ditetapkan dalam ajaran Islam. Jika seseorang keluar dari aturan yang
telah ditetapkan, maka ia menjadi orang yang melampaui batas.
1) Melampaui batas terhadap aturan-aturan Allah. Manusia ditetapkan untuk
menyembah Allah, tetapi ada yang durhaka; rezekinya di makan tetapi kufur akan
nikmatnya, shalat bermalas-malasan, mencari
rezeki dengan cara haram: korupsi, menipu, curang dalam timbangan, begitu pula di
siang Ramadhan mereka makan dan minum tanpa ada yang menyebabkannya boleh untuk
tidak berpuasa secara syarak; memiliki harta tetapi enggan berzakat, semua ini
perilaku THAGHA.
2) Melampaui batas terhadap hubungan sesama manusia.
-
Sesama saudara kandung
yang sejak kecil bersama menjadi bermusuhan dan tak saling tegur sapa hanya
karena berbeda pendapat, berbedap penghasilan, berbeda nasib peruntungan
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ
أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ, فَيُعْرِضُ هَذَا, وَيُعْرِضُ
هَذَا, وَخَيْرُهُمَا اَلَّذِي يَبْدَأُ
بِالسَّلَامِ
-
"Tidak halal bagi muslim memutuskan
persahabatan dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka bertemu, lalu
seorang berpaling dan lainnya juga berpaling. Yang paling baik di antara
keduanya ialah memulai mengucapkan salam. Muttafaq ‘Alaihi.
-
Sejatinya setiap mukmin
menciptakan rasa aman bagi orang sekitarnya, setiap muslim mewujudkan hal-hal
yang mendatangkan keselamatan bagi sekelilingnya, bukan justru melampaui batas
dengan menzalimi orang lain sehingga mereka terancam akibat kehadirannya.
-
Seorang pemimpin
dituntut adil dan amanah, tetapi ia khianat dengan memperkaya diri dan/atau
orang lain, seperti korupsi, menipu, merakayasa hukum dan sebagainya, mereka
pun termasuk orang yang melampaui batas.
-
Seorang suami
bertanggungjawab menafkahi istri dan anak-anaknya dengan cara yang halal.
Seorang istri tak boleh durhaka pada suaminya selagi tidak bertentangan dengan
ketaatan kepada Allah.
لاَ
يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِيْ
عَنْهُ
-
“Allah tidak akan melihat seorang istri yang
tidak mauberterimakasih atas kebaikan suaminya padahal ia selalu butuh kepada
suaminya” . [HR. An-Nasa'i)
لَوْ كُنْتُ آمُرًا أَحَدًا أَنْ
يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
-
"Sekiranya aku memerintahkan seseorang untuk sujud
kepada lainnya, niscaya akan kuperintahkan seorang istri sujud kepada
suaminya" .[HR. At-Tirmidziy dalam As-Sunan (1159), dan
lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Al-Irwa'
(1998)]
-
Orang tua yang
dianugerahi anak seharusnya mendidik anak-anaknya agar menajadi shaleh dan
tuntuk kepada Allah. Namun jika tidak peduli terhadap pendidikan dan
perkembangan ruhani anak-anaknya, orang tua itu telah melampaui batas.
-
Sebaliknya, seorang
anak tak boleh durhakan kepada kedua orang tuanya dan kedua mertuanya. Jika
orang tua sudah dianggap beban, orang tua disakiti dengan lidah dan perbuatan,
orang tua sampai meratap akibat buruknya perilaku seorang anak, maka akan itu
juga sudah melampaui batas.
-
Janganlah membuat orang
tua merintih dan meratap akibat buruknya perilaku kita kepada mereka.
Renungkanlah pernyataan Imam
Adz-Dzahabi dalam kitabnya Al-Kabaair berikut ini:
-
Ibumu
telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan, seolah-olah
sembilan tahun.
-
Dia
bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.
-
Dia
telah menyusuimu dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena
menjagamu.
-
Dia
cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu dari
padadirinya serta makanannya.
-
Dia
jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.
-
Dia
telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak
darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia
keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu.
-
Seandainya
dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup
dengan suaranya yang paling keras.
-
Betapa
banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik.
-
Dia
selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.
-
Tatkala
ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai
barang yang tidak berharga di sisimu.
-
Engkau
kenyang dalam keadaan dia lapar.
-
Engkau
puas minum dalam keadaan dia kehausan.
-
Engkau
mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu.
-
Engkau
lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.
-
Berat
rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.
-
Engkau
kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.
-
Engkau
tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.
-
Padahal
Allah telah melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan
yang lembut.
-
Engkau
akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu.
-
Allah
akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘aalamin.
-
(Akan
dikatakan kepadanya),
ذَلِكَ بِمَا
قَدَّمَتْ يَدَاكَ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
-
“Yang
demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan
kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya
hamba-hamba-Nya”. (QS. Al-Hajj : 10)---(Al-Kabaair
hal. 53-54, Maktabatush Shoffa, Dar Albaian).
-
بِرُّوا آبَاءَكُمْ يُبِرُّكُمْ أَبْنَاؤُكُمْ
-
Patuhilah orang tua kalian, maka kelak kalian
akan ditaati oleh anak kalian.(Tuhaf Al-‘Uqul : 267)
-
Sosok manusia yang
melampaui batas itu terhimpun pada pribadi Fir’aun, seperti perintah Allah pada
Nabi Musa as:
اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ
طَغَى
-
Pergilah kamu kepada
Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas (thagha). (QS.
An Nazi’at (79): 17).
2. Mencintai Dunia.
-
Ahli
neraka adalah orang yang mengedepankan kehidupan dunia di atas kepentingan
akhirat. Padahal Allah SWT mengingatkan bahwa dunia adalah:
اعْلَمُوا
أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ
وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ
نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ يَكُونُ حُطَاماً وَفِي
الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu; (al-Hadid/57: 20)
-
Orang
yang mementingkan kehidupan dunia akan sibuk mengumpulkan harta seakan harta
tersebut mengekalkan kehidupannya di dunia ini (Qs. Al-Humazah/104: 2-3).
-
Kekayaan,
jabatan dan berbagai kenikmatan dunia mereka rebut dengan menghalalkan segala
cara. Maka pertikaian dan permusuhan kerap kali terjadi di tengah-tangah
masyarakat.
-
Orang-orang
seperti ini menjadi penghuni neraka. Boleh jadi mereka memperoleh kenikmatan
dunia, bahkan semakin ia ingkar bertambah sukses pula hidupnya di dunia, namun
kehidupan mereka di akhirat kelak pasti sengsara dalam api neraka. Firman-Nya:
فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِ
فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُواْ بِمَا
أُوتُواْ أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
-
Maka
tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami
pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila
mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa (Qs. Al-An’am/6: 44)
-
Ketika
dunia telah memperdaya, maka amal seseorang tak kan banyak, ketika ajar
menjemputnya ia akan dilemparkan ke neraka, lalu datanglah penyesalan yang tak
berguna seraya berharap dengan pekikan:
رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا
فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحاً إِنَّا مُوقِنُونَ
"Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan
mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal
saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin" (Qs.
as-Sajadah/32: 12).
-
Kelak
di neraka, mereka yang tertipu dengan kehidupan duniawi akan meminta tolong
kepada penghuni surga agar diberikan sedikit minuman dan makanan yang berlimpah
di surga. Namun apalah daya...
وَنَادَى
أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُواْ عَلَيْنَا مِنَ الْمَاء
أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّهُ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ.
الَّذِينَ اتَّخَذُواْ دِينَهُمْ لَهْواً وَلَعِباً وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
فَالْيَوْمَ نَنسَاهُمْ كَمَا نَسُواْ لِقَاء يَوْمِهِمْ هَـذَا وَمَا كَانُواْ
بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ
50. dan penghuni neraka
menyeru penghuni syurga: " Limpahkanlah kepada Kami sedikit air atau
makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu". mereka (penghuni surga)
menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas
orang-orang kafir, 51. (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai
main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka." Maka
pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan
Pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari
ayat-ayat kami (al-A’raf/7:
50-51).
-
Bagi
orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, dunia berada di dalam
genggamannya, bukan di dalam hatinya. Mereka memetik kehidupan dunia hanya
semata-mata untuk menuai hasilnya kelak di akhirat.
-
Orang
yang THAGHA dan MENGUTAMAKAN DUNIA, tak ada tempat yang layak dan pantas bagi
mereka kecuali NERAKA.
فَإِنَّ
الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى.
Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). (Qs. An-Naziat: 37-41)
PENGHUNI
SURGA
1.
Takut
pada Kekuasaan Allah.
-
Khauf mengantarkan pada takwa dan
merasakan Allah senantiasa hadir dalam setiap keadaan.
-
Rasa
takut kepada Allah muncul dari rasa khawatir jika Allah tidak menerima amal
ibadah yang tidak ia lakukan. Ia juga takut akan adzab Allah karena dosa
kesalahannya yang tidak diampuni sehingga mengantarkannya menjadi ahli neraka.
Dengan begitu tak akan muncul rasa sombong dan riya bagi seorang yang rajin
beribadah, tak pula ada rasa nyaman dalam melakukan maksiat.
-
Rasa
takut itu memicu dan memotivasi dirinya untuk mendekat kepada Allah SWT,
sungguh-sungguh dan larut dalam kekhusyukan saat beribadah, lalu menjauhi diri
dari perbuatan maksiat.
2.
mengendalikan
hawa nafsu.
Jika nafsu tak terkendala, maka firman-Nya:
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءهُمْ لَفَسَدَتِ
السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ
عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ
“Andaikata kebenaran itu menuruti
hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di
dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al
Qur'an) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. Al
Mu'minuun (23):71)
Rif’at Sauqi an-Nawawi, Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Syahid Jakarta, menyebut
makhluk tertinggi adalah al-insan, lalu malaikat, al-hayawanat, an-nabatat dan
al-jamadat.
Namun jika kita menelusuri ayat-ayat Alquran, jika manusia tak mampu
mengendalikan hawa nafsunya, ia bisa menjadi hewan, tumbuhan bahkan benda mati.
Hewan:
1. manusia an’am
(seperti binatang ternak), yaitu mereka yang tidak memanfaatkan hati, mata, dan
telinganya untuk mengenal tanda-tanda kekuasaan Allah.
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ
يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ
يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ
الْغَافِلُونَ
dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
mereka Itulah orang-orang yang lalai. (QS al-A’raaf/179).
2. Manusia yang
memperturutkan hawa nafsunya dan mendustakan ayat-ayat Allah disebut sebagai
manusia kalb, yaitu seperti anjing
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَـكِنَّهُ
أَخْلَدَ إِلَى الأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن
تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ذَّلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ
الَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan
ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa
nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu
menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan
lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar
mereka berfikir. (QS al-A’raaf/7: 176).
3. Qird (kera)
4. Khinzir (babi). Mereka yang fasik,
mengetahui tetapi tidak berperilaku seperti apa yang diketahuinya
قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَلِكَ
مَثُوبَةً عِندَ اللّهِ مَن لَّعَنَهُ اللّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ
الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُوْلَـئِكَ شَرٌّ مَّكَاناً
وَأَضَلُّ عَن سَوَاء السَّبِيلِ
60. Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang
orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi
Allah, Yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka
(ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?". mereka itu
lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS
al-Maidah/5: 60).
5. Ankabut (laba-laba): Manusia yang angkuh,
merasakan kelebihan yang ia miliki semata-mata hasil kinerjanya atau ia bergantung
dan berlindung kepada selain Allah
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا
مِن دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاء كَمَثَلِ الْعَنكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتاً وَإِنَّ
أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
41. perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah
adalah seperti laba-laba yang membuat
rumah. dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau
mereka mengetahui. (QS al-Ankabut/29: 41).
6. Himar (keledai), Manusia yang
diberi petunjuk berupa kitab Alquran, tetapi tidak dijadikannya sebagai pedoman
hidup sehingga kita tersebut tidak memberi efek positif baginya.
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ
لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَاراً بِئْسَ مَثَلُ
الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الظَّالِمِينَ
5.
perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada
memikulnya[1474] adalah seperti keledai yang membawa
Kitab-Kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan
ayat-ayat Allah itu. dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS
al-Jumu’ah/62: 5).
Tumbuhan:
Ada pula manusia seperti kayu yang tersandar (khasyb
musannadah) yang lebih mengedepankan penampilan, keelokan tubuh, dan
kemewahan dunia tetapi ruhani dan otaknya kosong dari kebenaran, hanya pandai
berbicara dan bersilat lidah.
وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ
وَإِن يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ
يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ
اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
4. dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu
kagum. dan jika mereka berkata kamu mendengarkan Perkataan mereka. mereka
adalah seakan-akan kayu yang tersandar mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan
yang keras ditujukan kepada mereka. mereka Itulah musuh (yang sebenarnya) Maka
waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah
mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)? (QS al-Munafiqun/63: 4).
Batu Hitam
7. Hijarah (batu): Manusia yang menolak
dinasehati dan tidak menerima kebenaran Ilahi, hatinya keras.
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ
كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا
يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ
مِنْهُ الْمَاء وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّهِ وَمَا اللّهُ
بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
74. kemudian
setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.
Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari
padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari
padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada
Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS al-Baqarah/2: 74).
Jika khauf
tertanam dalam hati, hawa nafsu dapat terkendalikan, maka:
فَإِنَّ
الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
Maka
sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (Qs. An-Naziat: 37-41)
Ramadhan
hadir untuk menuntun kita menjadi ahli surga dan terhindar dari neraka.
-
Kita
melaksanakan berbagai ibadah sunat agar kita tetap pada hukum-hukum Allah,
tidak menjadi orang yang melampaui batas
-
Jangankan
yang haram, yang halal pun berupa makanan, minuman dan istri/suami yang halal
untuk kita, selama puasa tidak boleh untuk menikmatinya. Ini dilakukan agar
kita mengutamakan akhirat dari pada dunia.
-
Kita tetap
jujur berpuasa, mesti kita bisa sembunyi dari banyak orang untuk makan dan
minum, tapi kita takut pada Allah yang selalu mengawasi dan mengetahui setiap
perbuatan kita.
-
Puasa juga
hadir untuk melatih jiwa atau nafsu agar dapat terkendali.
Hamka
berkata: Puasa mengendalikan nafsu perut dan kemaluan; dua sumber syahwat yang
banyak membinasakan manusia kepada kesesatan.
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ
الْفَائِزِيْنَ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya
yang kembali (kepada fitrah) dan sebagai hamba-hamba-Nya yang menang (melawan hawa
nafsu). Dan semoga Allah SWT menerima seluruh amali badah kita semua.
DOA
-
Ya Allah yang
Maha Pangampun lagi Maha Penyantun, di hari nan mulia ini, kami menghadaMu
dengan menyadari kesalahan dan dosa yang pernah kami perbuat. Kami adalah
hamba-Mu yang zalim, penuh noda dan dosa. Maka di hari yang fitri ini,
ampunilah dosa kami yang zahir maupun batin, besar maupun kecil, sengaja atau
tersalah.
-
Ampuni dosa
ayah ibu kami, orang yang paling berjasa dalam hidup kami. Mereka yang telah
bersusah payah membesarkan kami. Tiada kesenangan yang lebih bernilai bagi
mereka kecuali melihat kami dalam keadaan suka cita. Tiada kegelisahan yang
paling memilukan mereka kecuali menyaksikan kami dalam kesusahan. Apa yang kami
rasakan lebih mereka rasakan.
-
Karena itu Ya
Allah, jika seandainya hari ini mereka masih hidup di dunia, panjangkan umur
mereka ya Allah, sehatkan jasmani dan rohaninya, mudahkan rezekinya, jadikan ia
sebagai hamba-Mu yang kuat dan gemar beribadah agar senantiasa dekat dengan-Mu.
-
Namun, jika
seandainya hari ini mereka memang sudah tiada, pergi menghadap-Mu untuk
selama-lamanya, ampunilah dosa-dosa mereka Ya Allah, bebaskan ia dari siksa
kubur, beri ia kebahagiaan dan ketenangan dalam ridha-Mu.
-
Ya Allah ya
Ghaffar, ampuni pula dosa-dosa guru-guru kami, karena mereka kami lebih banyak
mengenal ajaran-Mu.
-
Ampuni dosa
pemimpin-pemimpin kami, beri petunjuk buat mereka agar konsisten istiqamah
menegakkan aturan-Mu di muka bumi ini.
-
Ampuni dosa saudara-saudara
kami, hilangkan dalam hati kami penyakit hasad, iri, sombong dendam sehingga
kami menjadi umat yang bersatu, saling bantu-membantu bukan membantai, saling
membina bukan membinasakan, saling mencintai bukan mencaci maki, dan saling
menguatkan baik dalam keadaan senang maupun di kala susah.
Baco Tokhus....